Sabtu, 29 Oktober 2016

Artikel tentang Formulasi Masalah dalam Penelitian

A.    Pengertian Formulasi Masalah
Setiap proses meneliti harus memiliki masalah penelitian untuk dipecahkan. Perumusan masalah penelitian merupakan langkah kerja yang tidak mudah, termasuk para peneliti yang sudah berpengalaman sekalipun. Padahal, apabila dicermati, masalah itu selalu ada di lingkungan sekeliling kita. Pemecahan yang dirumuskan dalam penelitian, sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita terhadap berbagai hal atau fenomena, untuk mengatasi rintangan ataupun untuk menutupi celah antar kegiatan atau fenomena. Oleh karena itu, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut. Perumusan masalah merupakan hal yang paling penting dari penelitian, dan merupakan langkah awal yang penting sekaligus sebagai pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Masalah dalam PTK dapat terjadi secara individual maupun secara kelompok dihadapi oleh guru sehingga dalam penetapan masalah penelitian harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Masalah tersebut harus menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang dihadapi guru dalam menjalankan tugas kesehariaannya.
2.    Masalah tersebut memungkinkan untuk dicarikan Alternative solusi melalui tindakan yang konkrit
Formulasi masalah PTK merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal berkaitan dengan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan setelah tindakan dilakukan. formulasi masalah merupakan titik tolak hipotesis yang akan dikemas menjadi judul penelitian, sehingga harus jelas, padat dan tidak bertele-tele serta berisi implikasi menunjukkan adanya data untuk memecahkan masalah. Dalam formulasi masalah ini, hendaknya peneliti menghindari rumusan masalah yang terlalu umum atau terlalu sempit, bersifat local atau terlalu argumentative.
Masalah PTK yang telah dipilih perlu diformulasikan secara komprehensif, jelas, spesifik dan operasional, sehingga memungkinkan peneliti untuk memilih tindakan yang tepat. formulasi masalah dapat dilakukan dalam kalimat pernyataan, pertanyaan atau menggabungkan keduanya. Sebagai pedoman dalam memformasikan masalah PTK.
Dilihat dari segi isi (content) rumusan masalah, ataupun dari kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. Apabila dikalsifikasikan, setidaknya ada tiga ciri masalah yang baik, sebagai berikut:
a.       Masalah harus memiliki nilai penelitian, artinya:
·         Mempunyai nilai keaslian
·         Menyatakan suatu hubungan (setidaknya memiliki 2 variabel)
·         Merupakan hal yang penting
·         Dapat diuji
·         Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
b.      Masalah harus memiliki kelayakan (feasible), artinya:
·         Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
·         Biaya, sesuai kemampuan
·         Waktu
·         Biaya dan hasil harus balance
·         Administrasi dan sponsor harus kuat
·         Tidak bertentangan dengan hukum & adat.
c.       Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
·         Menarik bagi si peneliti
·         Sesuai dengan kualifikasi
Lebih lanjut herawati mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam memformulasikan masalah PTK sebagai berikut:
1.    Masalah hendaknya diformulasikan secara jelas, artinya tidak mempunyai makna ganda.
2.    Masalah peneliti dapat dituangkan dalam kalimat Tanya.
3.    Formulasi masalah umumnya menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4.    Formulasi masalah hendaknya dapat diuji secara empiris. Maksudnya, dengan formulasi maslah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut.
5.    Formulasi masalah menunjukkan secara jelas subjek dan atau lokasi penelitian.

B.     Penulisan formulasi masalah
            Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1.    Aspek substansi
2.    Aspek formulasi
3.    Aspek teknis.
Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja.
Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang dipermasalahkan.
Dan aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.

C.    Petunjuk Menulis Rumusan Masalah PTK
Pemilihan dan penetapan masalah penelitian merupakan langkah awal yang paling krusial dan penting dalam suatu penelitian karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan diterapkan dalam pemecahan masalah. Dalam mengidentifikasi dan memformulasikan masalah PTK haruslah tepat dan memenuhi karakteristik sebagai berikut (Ishariwi, 2008):
1.      Identifikasi dan formulasi masalah harus memungkinkan untuk diteliti melalui PTK
2.      Formulasi masalah dirumuskan secara baik dan benar serta jelas agar peneliti dapat dengan mudah meletakkan dasar teori atau kerangka konseptual dalam pemecahan masalah dan alternative solusi tindakan yang tepat.
3.      Formulasi masalah dan tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi akan memudahkan peneliti dalam menyusun hipotesis tindakan dan mengumpulkan data penelitian.
4.      Formulasi tindakan harus mencerminkan kesesuaian dengn masalah yang diteliti dan menunjukkan perubahan atau peningkatan yang lebih baik.
5.      Masalah dalam penelitian tindakan berbeda dengan masalah penelitian pada umumnya (konvensional) karena dalam PTK peneliti terlibat langsung.
6.      Pemilihan masalah PTK memenuhi kriteria : (a) untuk melakukan perubahan, peningkatan atau perbaikan proses kinerja (proses pembelajaran); (b) memiliki dampak langsung terhadap peneliti yaitu menumbuhkan sikap dn kemauan untuk selalu melakukan upaya perbaikan dan (c) menumbuhkan budaya meneliti dan menjadikan guru seorang peneliti.
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997). Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
1.      Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
2.      Formulasi masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
3.      Formulasi masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut (operasional).
Selain itu, Wardhani, dkk (2007) mengingatkan bahwa Formulasi Masalah harus dirumuskan secara operasional sehingga perbaikan pembelajaran saat PTK dilaksanakan dapat terarah. Wiriatmadja (2008) menyarankan agar terhapus keraguan bahwa guru telah benar-benar memfokuskan permasalahan untuk diteliti, ada baiknya guru melakukan diskusi dengan guru teman sejawat, atau meminta bantuan dosen LPTK yang telah terbiasa menggunakan model penelitian tindakan ini.

D.    Sumber dan cara perumusan masalah
Masalah perlu dirumuskan secara jelas dan spesifik. Apabila ditentukan beberapa macam masalah, maka harus dipilih masalah yang dihadapi sebagian besar siswa, masalah yang dapat dipecahkan, masalah yang apabila dipecahkan akan memberikan manfaat yang banyak. Dengan pembatasan masalah secara jelas akan memungkinkan untuk merumuskannya dengan benar sehingga dapat diidentifikasi (diagnosis) dengan seksama faktor-faktor penyebabnya sehingga tindakan atau treatment/ terapi untuk memecahkan masalah tersebut dapat disusun dengan tepat dan mudah. Jika dieksplorasi secara cermat, sebenarnya banyak sekali permasalahan yang berada di lingkungan sekitar kita. Namun persoalannya kemudian adalah keterbatasan kemampuan peneliti dalam mengidentifikasi berbagai persoalan yang harus dipecahkan.
Terdapat beberapa sumber untuk memperoleh dan menemukan masalah:
1.      Pengamatan terhadap kegiatan manusia
2.      Pengamatan terhadap alam sekitar
3.      Bacaan/referensi
4.      Analisis bidang pengetahuan
5.      Replikasi hasil penelitian
6.      diskusi ilmiah
7.      Catatan dan pengalaman pribadi
Sesudah masalah dipilih dan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis pada langkah selanjutnya, dan dari rumusan masalah dapat dihasilkan topik penelitian, atau bahkan judul penelitian. Pada umumnya, masalah dirumuskan dengan mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut:
1.    Biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
2.    Rumusan masalah harus jelas dan padat
3.    Harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4.    Harus merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis
5.    Harus menjadi dasar judul penelitian
Contoh pertanyaan penelitian:
1.      Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentrasfer ketrampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
2.      Apakah siswa dapat mentransfer ketrampilan lebih mudah antara dua mata pelajaran yang disukai?
3.      Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
4.      Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dapat kelas mata pelajaran tunggal?

E.     Tujuan dan Manfaat Formulasi Masalah
Formulasi masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah yang diformulasikan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawabannya diperoleh dari hasil analisis data.
Menurut Nasir (1999:133-134) tujuan dari pemilihan serta perumusan masalah adalah untuk:
1.      Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang.
2.      Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru.
3.      Melatakkan dasar untuk memecahkan penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya.
4.      Memenuhi keinginan sosial
5.      Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

_______ (2009). Pengertian dan Fungsi Perumusan Masalah. [Online]. Tersedia: https://f13e.wordpress.com/2009/11/04/pengertian-dan-fungsi-perumusan-masalah/ [15 Oktober 1015].
_______ (2015). Pengertian Rumusan Masalah. [Online]. Tersedia:http://www.informasiahli.com/2015/07/pengertian-rumusan-masalah.html [15 Oktober 2015].
Lahu, Alfa. (2013). Makalah. [Online]. Tersedia: http://alfallahu.blogspot.co.id/2013/04/bab-i-pendahuluan-1_5599.html [15 Oktober 2015].
Rahmawati, Diana. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. [Online].
Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/diana-rahmawati-msi/penelitian-tindakan-kelas.pdf [12 Oktober 2015].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar