JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PROPOSAL
PERANCANGAN PENGEMBANGAN TERHADAP
PRODUK
GANTUNGAN KUNCI
PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada
Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas
Gunadarma
Oleh:
1. Bayu Yuliyanto / 32414088
2. Faris Jafar Azizi / 33414990
3.
Fazri Rahmadhan / 34414093
4.
Muhammad Ary Iqbal / 37414108
5.
Ripay Ridhwana / 39414468
Disetujui, Bekasi,
Oktober 2016
………………………….
Dosen Pembimbing Akademik
I. JUDUL
PERANCANGAN PENGEMBANGAN TERHADAP PRODUK
GANTUNGAN KUNCI
II. PERSONALIA
2.1 PELAKSANA : KELOMPOK 5
Mahasiswa semester
5 pada Jurusan Teknik Industri,
Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Gunadarama,
Jakarta.
2.2 PEMBIMBING : IRWAN
SANTOSO
Staf Pengajar Jurusan Teknik
Industri, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma,
Jakarta.
III. LATAR
BELAKANG
Produk merupakan barang atau jasa
yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. Suatu perusahaan tidak
sembarangan dalam membuat produk. Produk yang baik dibuat dengan perencanaan
yang baik. Ada dua jenis pengembangan produk, yaitu pengembangan produk baru
dan pengembangan produk yang sudah ada. Pengembangan produk yang sudah ada
merupakan perencanaan produk dengan mengembangkan produk yang sudah ada agar
dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga produk dapat lebih baik dan menyaingi produk sejenis yang sudah ada. Permasalahan
yang ada dalam perencanaan produk pengembangan adalah produk apa yang akan dibuat
dan bagaimana cara membuat produk agar memenuhi keinginan dan kebutuhan banyak
konsumen.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan
beberapa proses yang membantu dalam perancangan pengembangan produk. Proses yang dilakukan
diantaranya, yaitu mengidentifikasi produk referensi yang bertujuan untuk mendeskripsikan produk referensi, menyebar
kuesioner yang betujuan untuk mengetahui
kebutuhan konsumen terhadap produk, membuat
spesifikasi produk yang bertujuan untuk menterjemahkan keinginan konsumen
kedalam karakteristik teknis (bahasa yang bersifat objektif), benchmarking bertujuan untuk membandingkan produk pesaing dengan produk yang akan dibuat berdasarkan penilaian para ahli, house of quality bertujuan untuk menentukan
karakteristik dominan
agar menjadi fokus utama dalam perencanaan produk. Ketujuh proses tersebut dilakukan secara berurutan.
Hasil data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah menggunakan software SPSS 16.0. Pengolahan dilakukan
untuk menguji validitas dan reabilitas. QFD adalah metode untuk menterjemahkan
kebutuhan pelanggan agar dapat diaplikasikan pada perancangan produk, sehingga
produk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Kebutuhan pelanggan diterjemahkan
dalam lembar kerja yang disebut house of
quality menggunakan software QFD
designer V5.
PT. Garing akan membuat produk gantungan kunci yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, karena produk yang sudah ada kurang
diminati oleh konsumen. Harapan
perusahaan tersebut setelah merencanakan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen adalah agar
produk gantungan kunci lebih berkualitas dan laku dipasaran.
IV. PERUMUSAN MASALAH
PT. Garing akan mengembangkan produk gantungan kunci yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, karena produk yang sudah ada kurang diminati oleh konsumen. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan
tersebut adalah bagaimana
mengetahui minat konsumen terhadap
produk gantungan kunci dan bagaimana mengembangkan produk agar sesuai kebutuhan
konsumen. Berdasarkan masalah tersebut, penulis
melakukan suatu penelitian dengan pendekatan metode QFD (Quality Function
Deployment). Penggunaan metode QFD untuk
menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan
produk, sehingga diharapkan pengembangan produk dapat lebih diterima oleh
konsumen.
V. PEMBATASAN MASALAH
Penelitian dan pengambilan data
hanya dilakukan di daerah sekitar PT. Garing yang berlokasi di Jalan Kalimalang,
Bekasi, Jawa Barat. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara menyebar
kuesioner terbuka dan tertutup kepada 30 orang responden. Penelitian dilakukan pada
bulan November 2016.
VI. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pelaksanaan
penelitian pengembangan produk, sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi
produk referensi
2. Mengetahui minat
konsumen terhadap produk gantungan kunci
3. Menterjemahkan
minat konsumen menjadi karakteristik teknis (spesifikasi)
4. Mengetahui
karakteristik dominan yang menjadi prioritas untuk perancangan
pengembangan produk gantungan kunci.
VII. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan
dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu :
1. Untuk menerapkan hasil studi dan
perbandingan antara teori yang diterima dan dipelajari
dengan realitas.
2. Diharapkan Laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca yang
ingin mengetahui tentang perancangan pengembangan produk dengan metode
QFD.
3. Sebagai bahan perbandingan dan
pertimbangan bagi PT. Garing.
VIII. TINJAUAN PUSTAKA
QFD atau Quality Function Deployment merupakan
metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu
rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas
tertentu (Cohen, 1995).
Penggunaan
metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu
nilai tambah bagi perusahaan. Hal tersebut karena perusahaan mempunyai
keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu
memuaskan konsumen. Berikut manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan
QFD dalam proses perancangan produk. Manfaat pertama, yaitu meningkatkan
keandalan produk, dimana produk dapat melaksanakan fungsi utamanya dengan baik.
Manfaat kedua adalah meningkatkan kualitas produk, yaitu produk memiliki
kemampuan atau fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga semakin
banyak kebutuhan konsumen yang terpenuhi oleh produk, maka kualitas produk
semakin bagus. Manfaat ketiga adalah meningkatkan kepuasan konsumen, yaitu
produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Manfaat keempat, yaitu
memperpendek time to market, dimana
perancangan produk dengan metode QFD yang cepat dan sesuai kebutuhan konsumen
akan mempercepat waktu suatu perusahaan untuk mengenalkan produknya ke pasaran.
Manfaat kelima adalah mereduksi biaya perancangan, dimana dengan QFD biaya
perancangan hanya akan fokus terhadap kebutuhan konsumen, sehingga mengurangi
biaya produksi yang tidak diperlukan. Manfaat keenam adalah meningkatkan
komunikasi, dimana untuk memenuhi kebutuhan konsumen, suatu peruasahaan akan
semakin banyak berkomunikasi dengan konsumen untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh konsumen. Manfaat ketujuh adalah meningkatkan produktivitas,
dimana dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka produk akan semakin diminati
dan produktivitas akan semakin meningkat. Manfaat kedelapan adalah meningkatkan
keuntungan perusahaan karena produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen
dapat diminati dipasaran dan meningkatkan penjualan, sehingga keuntungan
perusahaan semakin besar (Cohen, 1995).
Penggunaan
metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, akan dikenal
empat jenis tahapan. Tahapan tersebut adalah House Of Quality, Part Deployment, Process Deployment dan Manufacturing atau Production Planning (Cohen, 1995).
Tahap
Perencanaan Produk (House Of Quality)
merupakan langkah awal untuk
merencanakan produk apa yang akan dibuat. Tahap ini merencanakan produk yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Cohen, 1995).
Tahap
Perencanaan Komponen (Part Deployment)
adalah tahap dimana merencanakan alat apa saja yang akan digunakan dalam proses
pembuatan produk. Tahap ini juga berfungsi untuk merencanakan material-material
yang dibutuhkan dan akan dipakai pada proses produksi (Cohen, 1995).
Tahap
Perencanaan Proses (Process Deployment) merupakan perencanaan jalannya proses
produksi dari awal bahan mentah hingga proses penjadwalan dan merencanakan alur
proses yang akan dialami oleh produk tersebut. Tahap ini juga merencanakan
jalannya proses pembuatan produk hingga menjadi produk yang sesuai kebutuhan (Cohen,
1995).
Tahap
Perencanaan Produksi (Manufacturing
atau Production Planning) merupakan tahap pengembangan untuk quality control dan pemeriksaan dalam
produksi. Tahap ini juga menentukan bagian dan proses penting karakteristik
serta menetapkan parameter pemeriksaan & tes metode (Cohen, 1995).
Penerapan
QFD sebagai upaya mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan pelanggan menggunaka
format matriks yang disusun dalam bentuk yang sering disebut dengan nama House Of Quality, HOQ dibagi menjadi
tujuh bagian utama, yaitu costumer needs
and benefits, planning matrix, technical response, relationships matrix,
technical correlations dan technical
matriks. Berikut gambar dari bagian-bagian house of quality (Cohen, 1995).
Gambar
8.1 Bagian-Bagian House of Quality
Bagian
pertama dari HOQ adalah Customer Needs
and Benefits, atau sering disebut sebagai suara konsumen (Voice of Customer). Bagian ini berisi
mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang secara kualitatif diperoleh
melalui pendekatan deskriptif atau wawancara terhadap pelanggan (Dedeh
Kurniasih, 2016).
Bagian
kedua dari HOQ adalah planning matrix.
Bagian ini merupakan tempat penentuan sasaran atau tujuan produk, didasarkan
pada hasil interpretasi terhadap data riset pemasaran. Penetapan sasaran
merupakan gabungan antara prioritas-prioritas bisnis perusahaan dengan
prioritas-prioritas kebutuhan konsumen. Hal ini merupakan tahapan penting dalam
perencanaan produk (Dedeh Kurniasih, 2016).
Bagian
ketiga dari HOQ adalah technical response,
sering juga disebut Substitute Quality
Characteristic (SQCs). Bagian ini terjadi proses penerjemahan dari
kebutuhan konsumen atau voice of customer
ke dalam bahasa pengembang atau voice of
developer. Proses ini akan mencari jawaban dari pertanyaan how (bagaimana) kebutuhan konsumen dapat
dipenuhi. Penerjemahan dilakukan melalui proses brainstorming, yaitu dengan mencari cara-cara yang perlu dilakukan
oleh pihak perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Alat yang biasa
digunakan dalam proses ini diantaranya adalah afinity diagram, fish bone
diagram, dan tree diagram (Dedeh
Kurniasih, 2016).
Bagian
keempat dari HOQ adalah relationships
matrix. Menempatkan keinginan konsumen pada badan kiri dan karakteristik
teknis pada bagian atas dari HOQ, maka dapat dievaluasi hubungan keduanya
secara sistematis. Langkah pertamanya adalah mencari hubungan sebab akibat atau
impact yang ditimbulkan oleh
masing-masing karakteristik teknis terhadap kebutuhan konsumen (Dedeh Kurniasih,
2016).
Tabel
8.1 Nilai Relationships Matrix
Simbol
|
Arti
|
Nilai
|
Tidak ada hubungan
|
0
|
|
|
Hubungan lemah positif
|
1
|
O
|
Hubungan sedang
positif
|
3
|
|
Hubungan kuat positif
|
9
|
Bagian
kelima dari HOQ adalah technical
correlations, matriks yang terletak paling atas dan bentuknya menyerupai
atap. Matriks ini digunakan untuk membantu tim dalam menentukan desain yang
mengalami bottleneck, dan menentukan
kunci komunikasi diantara para desainer. Matriks ini juga menggambarkan
hubungan dan ketergantungan antar karakteristik teknik yang satu dengan karakteristik
teknik yang lainnya (Dedeh Kurniasih, 2016).
Tabel
8.2 Nilai Technical Correlations
Simbol
|
Arti
|
Nilai
|
|
Hubungan kuat negatif
|
3
|
|
Hubungan sedang negatif
|
-1
|
O
|
Hubungan sedang
positif
|
1
|
|
Hubungan kuat positif
|
3
|
Elemen
karakterisik teknis tersebut, saling
mempengaruhi, baik positif yang berarti saling mendukung ataupun negatif yang
berarti saling bertentangan. Melihat direction
of improvement dan tiap karakteristik teknis, kemudian didiskusikan dan
ditetapkan tingkat hubungan dari setiap karakteristik teknis. Berikut simbol
yang digunakan untuk direction of
improvement (Dedeh Kurniasih, 2016).
Tabel
8.3 Nilai Korelasi Karakteristik Teknis
Simbol
|
Arti
|
↑
|
Semakin besar, semakin
baik
|
↓
|
Semakin kecil, semakin
baik
|
O
|
Target adalah terbaik
|
Bagian
keenam dari HOQ adalah technical matriks.
Bagian ini berisi tiga jenis data, yaitu technical
response priorities, competitive technical
benchmarks dan target technical (Dedeh
Kurniasih, 2016).
Perancangan house of quality dapat dibuat dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut. Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua kebutuhan dan
keinginan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Identifikasi
dilakukan dengan menggunakan penyebaran kuesioner ke 30 orang sebagai sampel
data. Langkah kedua adalah menterjemahkan kebutuhan pelanggan kedalam upaya
perbaikan teknis atau karakteristik desain perusahaan yang menunjukan bagaimana
perusahaan dapat memenuhi keinginan pelanggan. Langkah ke tiga adalah mencari
hubungan antara setiap kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan setiap usaha
perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen atau karakteristik teknis.
Langkah keempat adalah upaya perusahaan untuk memenuhi setiap karakteristik
desain yang ditunjukan untuk memenuhi keinginan kebutuhan pelanggan yang diberi
nilai target berdasarkan tingkat kemudahan pelaksanaanya.Langkah kelima adalah
menentukan hubungan antara setiap karakteristik desain dan disusun menjadi
matriks korelasi yang terletak pada bagian atap dari house of quality. Langkah keenam adalah menentukan tingkat
kesulitan dari sudut pandang perusahaan. Tingkat kesulitan tersebut biasanya
ditulis dalam skala angka dari 1 sampai 5 yang menunjukan semakin besar nilai,
maka semakin tinggi tingkat kesulitan perusahaan dalam memenuhi karakteristik
desain. Langkah ketujuh adalah membandingkan karakteristik desain dengan produk
pesaing berdasarkan hasil identifikasi karakteristik pelanggan untuk menentukan
karakteristik desain yang tepat berdasarkan informasi langsung dari pelanggan.
Langkah kedelapan adalah melakukan penilaian karakteristik produk yang telah
dicapai oleh perusahaan juga membandingkan dengan pesaing. Perbandingan antara
produk yang akan dibuat dan produk pesaing dilakukan oleh para ahli. Langkah terakhir
adalah menghitung tingkat kepentingan dari setiap karakteristik pelanggan yang
dinilai dalam angka dan tingkat kesulitan perusahaan menerapkan karakteristik
desain untuk menentukan tingkat kepentingan relative
dan absolute (Cohen, 1995).
IX. METODE PENULISAN
Metode penulisan ini dapat dilihat dari flowchart.Flowchart merupakan gambaran
alur dari penulisan ini secara keseluruhan.Flowchart dapat menjelaskan
langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian. Berikut ini adalah flowchart metodelogi
penulisan:
Gambar
9.1 Flowchart Metodologi Penulisan
Penjelasan Flowchart
Penulisan
Pembuatan penulisan ini
diawali dengan mengidentifikasi
masalah, Langkah ini berisi masalah-masalah yang dihadapai perusahaan secara umum dalam
pembuatan produknya. Masalah tersebut digambarkan dalam bentuk latar belakang sehingga terdapat ulasan singkat tentang
permasalahan perusahaan, bagaimana perusahaan menyelesaikannya dan harapan atau
tujuan perusahaan setelah menggunakan penyelesaian terhadap masalah yang ada.
Langkah
kedua adalah literatur digunakan untuk memahami
masalah dan solusi penyelesaiannya. Berisi ilmu pengetahuan yang berkaitan tentang masalah-masalah yang tergambar dalam tahap sebelumnya, sehingga
dengan mengetahui ilmu yang berkaitan dengan masalah dan solusinya, maka dapat
dilakukan tahap penulisan selanjutnya, yaitu pembatasan
masalah.
Langkah ketiga adalah pembatasan masalah.
Langkah ini berisi batasan
yang berfungsi untuk membuat penulisan
tidak menyimpang dan tetap terfokus pada permasalahan yang ada. Pembatasan masalah digunakan pada banyaknya data sampel, jenis data sampel, dsb.
Langkah keempat
adalah tujuan penulisan. Tujuan
penulisan menjelaskan hal-hal yang ingin dicapai oleh penulis.
Tujuan penulisan dibuat supaya pembaca dapat mengetahui apa maksud dari isi
penulisan.
Langkah kelima adalah pengambilan data.
Pengambilan data merupakan pengambilan
informasi atau data yang diperlukan dalam proses penelitian untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang ada. Pengambilan data
sebanyak 30 sampel perempuan untuk modul kuesioner dan antropometri, pada modul
antropometri dilakukan pengambilan data dimensi tubuh sebanyak 3 data, yaitu
panjang pangkal ke tangan, panjang jari ke 3, dan lebar tangan. Jenis data yang
diambil berupa data acak pada perempuan berusia 18-22 tahun.
Berdasarkan data-data yang
telah terkumpul, selanjutnya diperiksa kelengkapannya apakah data yang didapat
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk membantu
menyelesaikan masalah atau tidak. Pengambilan data juga terbatas pada
pembatasan masalah yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya, sehingga hanya
perlu mengambil data yang dibutuhkan dan
fokus pada masalah yang ada. Hasil pengambilan data yang
telah sesuai kriteria modul dapat diteruskan ke tahap selanjutnya, sedangkan
jika hasil pengambilan data tidak sesuai, maka perlu dilakukan pengambilan data
ulang agar dapat berlanjut ke tahap berikutnya.
Langkah keenam adalah pengolahan
data. Pengolahan data dapat
dilakukan menggunakan dua cara, diantaranya dengan perhitungan secara manual dan dengan pengolahan software. Perhitungan
secara manual menggunakan rumus-rumus yang terdapat pada bagian landasan teori, dengan menggunakan alat bantu hitung berupa kalkulator,
sedangkan
pengolahan data dengan software menggunakan aplikasi SPSS 16.0 dan QFD designer V.5. Hasil pengolahan data
kemudian diteruskan pada tahap selanjutnya.
Langkah
ketujuh adalah analisis. Analisis
adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah, sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria
tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya. Tahap ini berisi hasil pengolahan data yang dianalisis.
Hasil data manual maupun software
akan dianalisis, dibandingkan agar lebih akurat dan dicari nilai atau hasil
yang dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Langkah kedelapan dari penulisan
ini adalah membuat kesimpulan &
saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan penulisan yang telah dibuat dari setiap modul.
Berhubungan dengan hasil dan pembahasan pada setiap modul serta menuliskan hasil pengolahan data atau
perhitungan. Saran merupakan masukkan yang berguna untuk modul yang telah
dipelajari agar menjadi lebih baik.
X. TATA LAKSANA
10.1 WAKTU
Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada
tanggal 1 November 2016 hingga tanggal 30 November 2016.
10.2 LOKASI
Lokasi penelitian, yaitu PT. Garing yang
berlokasi di Jalan Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat.
10.3 ANGGARAN
BIAYA
Pelaksanaan dilakukan oleh penulis, sehingga
seluruh biaya pelaksanaan akan ditanggung oleh penulis.
XI. LAPORAN
Laporan pelaksanaan
penelitian
akan
disusun
dalam bentuk laporan
tertulis
setelah kegiatan selesai dilaksanakan
dengan bimbingan dosen
pembimbing.
XII. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PADA PT.
GARING, BEKASI
No
|
Kegiatan
|
November
2016
|
|||
Minggu
1
|
Minggu
2
|
Minggu
3
|
Minggu
4
|
||
1.
|
Persiapan ke lapangan, pengenalan
staff dan
karyawan, serta pengenalan lingkungan pabrik.
|
X
|
|
|
|
2.
|
Mempelajari gambaran
umum perusahaan.
|
X
|
|
|
|
3.
|
Mengidentifikasi produk referensi.
|
X
|
|
|
|
4.
|
Pengambilan Data.
|
X
|
X
|
X
|
|
5.
|
Menyelesaikan tugas
(mencari solusi) dan
melengkapi data yang
dibutuhkan
|
|
|
X
|
X
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar